Kondisi kulit dengan bercak merah, serta timbangan perak, dan penebalan merupakan ciri khas penyakit yang disebut psoriasis. Psoriasis adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh kelainan genetik autoimun, yang dapat diderita anak-anak terhadap pria dan wanita yang lebih tua.
Kondisi kulit ini biasanya ditemukan pada kulit kepala, siku, lengan, lutut dan tangan. Salah satu pasien dengan psoriasis seperti Rio Suwandi, drg, juga menemukan kondisi pada kulit kepalanya pada awalnya.
"Awalnya saya melihatnya di kepala saya, tapi saat itu saya tidak tahu apakah itu penyakit kulit yang kronis, rasanya tidak nyaman, kulit saya menebal dan saya merasa tertangkap tapi saya tidak mau pergi," katanya. Dalam sebuah video interaktif di sebuah seminar di, Jakarta Selatan, Rabu (18/8/2017).
Pada acara tersebut sehatituaku.com, Dr. Danang Tri Wahyudi SpKK (K) Rumah Sakit Kanker Dharmais mengatakan bahwa psoriasis adalah gejala dari masalah genetik yang disebabkan oleh beberapa faktor pemicu.
"Psoriasis terkait dengan masalah genetik, meski tidak selalu turun temurun," kata Danang, salah satu penyebab utama merokok, obat-obatan, infeksi dan faktor lain yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Menurutnya, saat psoriasis terdeteksi, tidak ada pengobatan yang bisa mengatasi kelainan genetik yang menjadi dasar. Namun, beberapa perawatan modern telah mampu meniru dampaknya pada kulit, sampai bisa kembali normal.
"Sejauh ini, perawatan yang ada hanya bisa direvitalisasi, pasien bisa kembali normal dengan kulit sehat, dengan berbagai pilihan obat yang tersedia, dari obat konvensional sampai obat yang sekarang tersedia di Indonesia," jelasnya.
"Namun, orang yang menemukan dirinya dengan gejala psoriasis harus menemui dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis klinis yang akurat dengan mempelajari pengalaman pasien," kata Dr. Danang.
Perlu diingat juga, data dari tahun 2007 menunjukkan bahwa psoriasis dialami pada 3 persen populasi. Penyakit ini biasanya dimulai pada usia 10-30 tahun, namun bisa terjadi pada usia kurang dari 15 tahun jika ada faktor genetik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar